Selasa, 31 Maret 2009

Aman...

> Pentagon membayangkan jika AS terpaksa harus
> menyerang Indonesia
> berapa kerugian yang harus di pikul pihak AS dan
> berapa keuntungan
> pihak indonesia dari kehadiran tentara AS di sana.
>
> Begitu memasuki perairan dataran indonesia, mereka
> akan di hadang
> pihak bea cukai karena membawa masuk senjata api dan
> senjata tajam
> serta peralatan perang tanpa surat izin dari
> pemerintah RI. Ini
> berarti mereka harus menyediakan "Uang Damai", coba
> hitung berapa
> besarnya jika bawaanya sedemikian banyak.
>
> Kemudian mereka mendirikan Base camp militer , bisa
> di tebak di
> sekitas base camp pasti akan di kelilingi oleh
> penjual Bakso, Tukang
> Es kelapa, lapak VCD bajakan, sampai obral Cel-Dam
> Rp. 10000 3 Pcs.
> Belum lagi para pengusaha komedi puter bakal ikut
> mangkal di sekitar
> base camp juga.
>
> Kemudian kendaraan-kendaraan tempur serta tank -tank
> lapis baja yang
> di parkir dekat base camp akan di kenakan retribusi
> parkir oleh
> petugas dari dinas perpakiran daerah. Jika dua jam
> pertama
> perkendaraan dikenakan Rp. 10.000,- (maklum tarif
> orang bule), berapa
> yang harus di bayar AS kalau kendaraan & tank harus
> parkir selama
> sebulan.
>
> Sepanjang jalan ke lokasi base camp pasukan AS harus
> menghadapi para
> Mr. Cepek yang berlagak memperbaiki jalan sambil
> memungut biaya bagi
> kendaraan yang melewati jalan tersebut. Dan jika
> kendaran tempur dan
> tank harus membelok atau melewati pertigaan mereka
> harus menyiapkan
> recehan untuk para Mr. Cepe.
>
> Suatu kerepotan besar bagi rombongan pasukan jika
> harus berkonvoi,
> karena konvoi yang berjalan lambat pasti akan di
> hampiri para
> pengamen, pengemis dan anak-anak jalanan, ini
> berarti harus
> mengeluarkan recehan lagi. Belum lagi jika di jalan
> bertemu polisi yang sedang bokek, udah pasti kena
> semprit kerena
> konvoi tanpa izin. Bayangkan berapa uang damai yang
> harus di
> keluarkan.
>
> Di base camp militer, tentara AS sudah pasti nggak
> bisa tidur, karena
> nyamuknya masya Allah, gede-gede kayak vampire.
> Malam hari di hutan
> yang sepi mereka akan di kunjungi para wanita yang
> tertawa dan
> menangis. Harusnya mereka senang
> karena bisa berkencan dengan wanita ini tapi
> kesenangan tersebut akan
> sirna begitu melihat para wanita ini punya bolong
> besar di
> punggungnya.
>
> Pagi harinya mereka tidak bisa mandi karena di
> sungai banyak di lalui
> "Rudal Kuning" yang di tembakkan penduduk setempat
> dari "Flying
> helicopter" alias wc terapung di atas sungai.
>
> Pasukan AS juga tidak bisa jauh jauh dari pelaratan
> perangnya, karena
> di sekitar base camp sudah mengintai pedagang besi
> loakan yang siap
> mempereteli peralatan perang canggih yang mereka
> bawa. Meleng sedikit
> saja tank canggih mereka bakal siap dikiloin. Belum
> lagi para curanmor
>
> yang siap beraksi dengan kunci T-nya siap merebut
> jip-jip perang
> mereka
> yang kalau di dempul dan cat ulang bisa di jual
> mahal ke anak-anak
> orang kaya
> yang pengen gaya-gayaan.
>
> Dan yang lebih menyedihkan lagi badan pasukan AS
> akan jamuran karena
> tidak bisa berganti pakaian. Kalau berani nekat
> menjemur pakaiannya
> dan meleng sedikit saja, besok pakaian mereka sudah
> mejeng di pasar
> jatinegara di lapak-lapak pakaian bekas.
>
> Peralatan telekomunikasi mereka juga harus di jaga
> ketat, karena para
> bandit kapak merah sudah mengincar peralatan canggih
> itu.
>
> Dan mereka juga harus membayar sewa tanah yang di
> gunakan untuk base
> camp kepada jai' para pemilik tanah. Di samping itu
> mereka
> juga harus minta izin kepada RT/ RW dan kelurahan
> setempat, berapa
> meja yang harus di lalui dan berapa banyak dana yang
> harus di siapkan
> untuk meng-Amplopi pejabat-pejabat ini.
>
> Para komandan di pasukan AS ini juga akan kena tugas
> tambahan
> mengawasi para prajuritnya yang banyak menyelinap
> keluar base camp
> buat nonton dangdut di RW 06, katanya ada Inul di
> sana.
>
> Membayangkan ini semua akhinya Donald Rumsfeld
> (menteri pertahanan
> Amerika) memutuskan TIDAK AKAN MENYERANG INDONESIA
> !!!

Tidak ada komentar: